Skip to main content

Padi dan Tanah


Benar kata orang...
Anak adalah seperti apa dirimu berkaca
Sedih, kecewa, gelisah.. terkadang menghampiri dia sebagai anak
Tidak.. jangan salahkan dia merasa seperti itu
Kau memang lebih tahu akan segala hal, mungkin..
Tapi apa kau tau?
Dia? Anakmu? Rasanya?
Coba sedikit tundukkan badanmu
Seperti padi yang semakin berisi
Untuk lebih mengenal tanah yang selalu melihatnya ‘keatas’
Sebelum kau hakimi keadaan tanah sekarang
Kurang subur! Kurang air! Kurang pupuk!
Coba kau lihat rupamu
Sudah indah? Atau malah dimakan hama?
Dia tak pernah tau asalnya..
Jangan salahkan tanah seperti apa dia sekarang..
Lihatlah dulu seperti apa kau sekarang, Padi.


Comments

Popular posts from this blog

Perpisahan

Aku yakin, tak ada kata siap untuk perpisahan Terlebih saat ditinggal mendadak tanpa aba-aba Semua terasa berbeda Suasana, dunia, bahkan diriku sendiri Ku merasa menjadi aku yang lain Tak sama lagi dan tak akan bisa Kini, aku menjadi lebih kuat karena rapuhku Aku menjadi lebih diam karna ketidakpahamanku Aku menjadi lebih acuh karena kehilangan support system- ku Tawaku kini tak selepas dahulu Bahagiaku kini tak selengkap dahulu Senyumku kini hanya sekedar penghias rupaku Ternyata, aku juga memupuk penyesalan hari demi hari karna tak sempat ucapkan selamat tinggal dan menemani disisa nafasmu Kini sedang kuusahakan untuk menjadi yang lebih baik Menjadi aku yang baru Menjadi aku yang bisa membuatmu bangga  Melihatku berdiri sendiri

Siapkah Aku ?

Aku banyak belajar kemarin.. Yang aku percaya, perlahan menuntunku ke jurang Yang kukira peduli, tak nampak sama sekali Yang tak pernah terlihat, menghampiri dengan pasti Yang berpredikat sejati, berjalan menjauhi Yang pernah berkunjung, ia datang kembali untuk mengingatkanku lagi, “Tak apa, aku pernah disini” Sang pencipta seakan mengingatkan untuk tidak mengira sesuatu terlalu cepat Atau berharap semua menjadi indah Atau berangan dengan tinggi, hingga lupa bahwa semua ini tidak ada yang selamanya Arus kembali mengubah kehidupan Kawan, lawan Hati, kondisi Perasaan, kemauan Niat, ataupun ego Dan semua sisi kehidupan Tersisa satu pertanyaan mengusik, Siapkah aku ? Pic by : Oie Space

Ajari Aku Ikhlas

Setiap kali berjumpa tempat itu Terpanggil semua sosok indahmu Bayangmu yang nyaman menenangkan  Merindu ku ditengah pantulan sinar bulan Tat kala bahagia kita dulu, ku tersenyum Cerita pilu saja kan terkenang indah, kini Beribu cara mengubur kenangan itu bersamamu Buatku semakin dalam berlarut dalam lorong sedu Tak terasa mengalir sudah air yang lancang berderai setiap kali momen bersama terputar dikepalaku Terlarut dalam pusaran emosi beradu sesal Apa maksud semua ini, kenapa, jawab aku.. Kembali ku kumpulkan sisa tenaga yang ku satukan dengan susah payah Menjalani hari dengan diri yang berupaya merangkai satu persatu puzzle  kekuatan Walau mudah berantakan kapan saja, dimana saja Peluh kesal jiwa raga ini sedang mengarungi hidup yang serasa tanpa makna Semenjak hari itu, dimana kamu beristirahat untuk selamanya. Jujur saja.. tak mau lagi ku bebani dirimu saat menengok ku dibawah, Sedang bersusah payah menjalani hari dan menata hati  Maka kini, ku mohon, bantu aku.. Aja...