Skip to main content

Padi dan Tanah


Benar kata orang...
Anak adalah seperti apa dirimu berkaca
Sedih, kecewa, gelisah.. terkadang menghampiri dia sebagai anak
Tidak.. jangan salahkan dia merasa seperti itu
Kau memang lebih tahu akan segala hal, mungkin..
Tapi apa kau tau?
Dia? Anakmu? Rasanya?
Coba sedikit tundukkan badanmu
Seperti padi yang semakin berisi
Untuk lebih mengenal tanah yang selalu melihatnya ‘keatas’
Sebelum kau hakimi keadaan tanah sekarang
Kurang subur! Kurang air! Kurang pupuk!
Coba kau lihat rupamu
Sudah indah? Atau malah dimakan hama?
Dia tak pernah tau asalnya..
Jangan salahkan tanah seperti apa dia sekarang..
Lihatlah dulu seperti apa kau sekarang, Padi.


Comments

Popular posts from this blog

Terima kasih, Ya Allah

Seringkali aku bertanya pada keadaan, Apa memang benar ini jalanku? Mengapa begitu berliku? Aku burung kecil sangat membenci sarangku yang berduri Tajam, kasar, dan sangat menyakitkan Yang seharusnya menjadi tempat pulang yang nyaman Tapi, bila kupandang langit dan semesta Aku sadar, Allah memberiku jauh dari apa yang kubayangkan Terima kasih Ya Allah untuk segalanya, untuk kekuatanku

Ketika Aku Jatuh Hati

Ketika aku jatuh hati Jatuh kepada sosok yang ku kagumi karena-Nya Mungkin kini aku sendu mencintai dalam diam Namun aku pun tak mau hati ini lebih berkuasa Aku takut.. Perasaan ini mengantarkanku pada hal yang akan menjauhkan ku dari-Mu Aku takut.. Aku lebih berharap kepada makhluk ciptaan-Mu dibanding dengan kepada-Mu Aku takut.. Hatiku terbelenggu oleh cinta yang haram untukku Ya Allah.. Yang maha pembolak-balikan hati manusia Jika nanti aku jatuh hati.. Jatuhkanlah aku kepada sosok yang mencintaiku karena-Mu Sehingga rasa cinta yang kumiliki lebih besar untuk mencintai-Mu Dan jika suatu saat nanti telah kutemukan pelengkap imanku, Sempurnakanlah hidupku dengan selalu mengharap ridha-Mu Agar disetiap langkahku tak pernah berpaling dari-Mu Pic by : Oie Space

Sendiri

Sendiri, manusia pasti pernah merasa sendiri Entah benar saat sendiri, atau malah ditengah keramaian Pertarungan batin selalu mengajak untuk berubah Namun kenyataan tak selalu sama Lagi-lagi, pilihan untuk berserah akan selalu ada Sejauh apapun kita berkelana Kepada-Nya lah satu-satunya aku kembali Untuk bertahan sepahit-pahitnya kehidupan